Kunjungan KKNT Alma Ata di UMKM Tempe Tradisional

Diposting pada 05 Mar 2025

Kunjungan KKNT Alma Ata di UMKM Tempe Tradisional

Sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), kami berkesempatan mengunjungi salah satu UMKM yang bergerak di bidang produksi tempe pada tanggal 7 Februari 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memahami lebih dalam proses pembuatan tempe secara tradisional, terutama yang masih menggunakan daun pisang sebagai pembungkus, serta berinteraksi langsung dengan para pelaku usaha lokal yang telah berpengalaman dalam industri ini. Setibanya di lokasi, kami disambut hangat oleh pemilik usaha yang menjelaskan secara rinci tahapan produksi tempe. Proses diawali dengan pemilihan kedelai berkualitas yang kemudian direndam selama beberapa jam untuk melembutkan teksturnya. Setelah itu, kedelai dikupas dan direbus hingga matang sebelum didinginkan. Langkah berikutnya adalah pencampuran dengan ragi yang akan memicu proses fermentasi. Salah satu hal yang menarik perhatian kami adalah penggunaan daun pisang sebagai pembungkus utama tempe, yang tidak hanya menjaga cita rasa autentik tetapi juga menjadi ciri khas tradisional yang masih dipertahankan hingga kini. Tak hanya menyaksikan, kami juga mendapatkan kesempatan untuk terlibat langsung dalam beberapa tahapan produksi. Salah satu pengalaman yang berkesan adalah saat kami mencoba membungkus adonan tempe menggunakan daun pisan dan mengikatnya. Dari pengalaman ini, kami semakin memahami bahwa meskipun terlihat sederhana, proses pembuatan tempe membutuhkan ketelitian, keahlian, serta pengalaman yang telah diwariskan secara turun-temurun. Lebih dari sekadar industri pangan, UMKM tempe memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Selain menjadi sumber penghasilan bagi pemilik usaha, UMKM ini juga membuka peluang kerja bagi warga setempat, sehingga turut berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian lokal. Di tengah meningkatnya konsumsi makanan instan, keberadaan usaha tradisional seperti ini menunjukkan bahwa produk lokal tetap memiliki daya saing yang kuat dan layak dipertahankan. Kunjungan ini memberikan wawasan berharga tentang pentingnya menjaga dan mengembangkan produk pangan lokal. Tempe bukan hanya makanan sehari-hari, tetapi juga warisan budaya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di pasar nasional maupun internasional. Dari pengalaman ini, kami semakin termotivasi untuk mendukung UMKM lokal serta mengapresiasi kerja keras para pengrajin tempe dalam mempertahankan tradisi kuliner Indonesia.


Kembali